IPTEK NEWS

Tutorial Blogspot

Kamis, 22 Maret 2012

“Benarkah Kita Sendirian di Jagad Raya?”

Benarkah Kita Sendirian di Jagad Raya?

Assalamualaikum wa rohmatullahi wa barokatuh,

Kita tahu bahwa jagad raya ini amat sangat luas, ribuan galaksi-jutaan bintang-dan mungkin milyaran planet. Jaraknya jutaan tahun cahaya membentang dari ujung ke ujung dan masih terus berkembang.

Pertanyaanya adalah apakah hanya planet bumi yang dihuni oleh makhluk hidup ? Apakah Al-Qur’an dan hadits memberi petunjuk akan adanya kehidupan sosial selain di bumi ini?

 Jawaban

Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Mencipta. Makhluknya tak terhingga banyaknya. Sebagian dari makhkuk itu ada yang kita kenal dan ketahui, tapi begitu banyak jenis makhluk Allah lainnya yang kita tidak kenal dan tidak kita ketahui.

Apalagi bila bicara tentang alam ghaib, maka lingkup pembicaraan kita semakin luas lagi. Allah memang mewajibkan kita untuk percaya atas keberadaan makhluq ghaib sebegaimana disebutkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 2-4.

Tentu saja bila dikaitkan dengan makhluk ghaib yang jenisnya pun beragam, adanya makhluq asing di ‘langit’ menjadi sesuatu yang bukan mustahil.

Tapi bila alien yang dimaksud adalah makhluq biologis yang cerdas, secara ekslpisit Al-Quran memang tidak menyebutkannya. Meski tidak berarti tidak ada isyarat ke arah itu sama sekali. Bila secara implisit, kita menemukan pada surat Ar-Ra’d ayat 15. Di situ terdapat kata man yang biasanya digunakan untuk makhluq yang berakal seperti manusia.

ولله من يسجد في السموات والأرض طوعا وكرها
Hanya kepada Allah-lah sujud siapa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.

Biasanya kata man memang digunakan untuk manusia atau makhluq berakal lainnya. Tapi apakah ayat ini memang mengisyaratkan keberadaan makhluq cerdas yang ada di langit? Jawabnya masih belum pasti.

Ada beberapa riwayat yang bersifat implisit dan tidak langsung tentang adanya makhluq hidup di luar bumi.

Pertama, ketika Rasulullah SAW mi‘raj ke langit, beliau pun bertemu dengan para nabi dan rasul sebelumnya. Bahkan mereka melakukan shalat berjamaah dan beliau menjadi imamnya.
Ada juga riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS dan melakukan dialog tentang kewajiban shalat.

Yang kedua, hadits-hadits shahih memberitakan kepada kita bahwa Nabi AS pada akhir zaman akan ‘turun’ kembali ke muka bumi. Beliau ini bukan dari jenis jin atau malaikat, tetapi beliau adalah manusia . Atas izin dan kehendak Allah, beliau tetap ada meski bukan di bumi.

Ketiga, para syuhada yang mati mati syahid banyak disebutkan dalam Al-Quran bahwa mereka tidak mati, bahkan mereka hidup dan mendapat rezeki.

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

Keempat, Al-Quran pun mengisyaratkan kepada manusia dan jin untuk menembus langit dan bumi.
Hai jama‘ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan
.
Apakah dahulu sudah ada manusia atau jin yang telah berhasil melakukannya? Wallahu a‘lam bis-shawab. Tapi yang jelas ada indikasi tentang kehidupan di luar sana.

Sehingga bila kita telurusi hal-hal yang sifatnya implisit seperti itu, tidak tertutup kemungkinan adanya makhluk biologis, siapa pun dia, yang hidup out there. Tapi semua itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa Islam memastikan adanya alien seperti yang sering kita lihat dalam cerita fiksi ilmiyah. Wallahu a‘lam bis-shawab.